Sponsors
Minggu, 01 Desember 2013
Hujan Bintang di Pulau Pramuka
--Salam Jika selama ini hanya ada hujan meteor, maka kini ada hujan bintang. Inilah yang digambarkan dalam foto Muhammad Rayhan, salah satu penggerak Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ). Foto itu diambil di Pulau Pramuka, Minggu (3/7/2011) lalu, bersamaan dengan kegiatan Science Camp yang diadakan oleh FOSCA, sebuah kelompok Karya Ilmiah Remaja Jakarta.
Dalam foto tersebut, bintang tampak berwujud garis, seperti titik-titik air hujan. Dengan latar langit malam, galaksi Bimasakti dan sebuah masjid di pulau tersebut, foto tampak eksotis. Warna garis bintang pun beragam, ada yang berwarna putih terang seperti yang biasa dilihat, ada pula yang berwarna merah dan keunguan.
Jangan menyangka hujan bintang benar-benar terjadi. "Ini hanya judulnya saja," kata Rayhan. Yang dihasilkan sebenarnya adalah star trail, foto bintang berupa garis yang didapat dengan long exprosure. "karena bintang selalu bergerak ke barat, makanya fotonya ngetrail. Seperti foto kota malam hari yang nge-trail lampu dari mobil," kata Rayhan.
Rayhan mengungkapkan, banyaknya garis dalam foto menyatakan banyaknya bintang yang tertangkap kamera. Terlihat dalam foto bahwa garis bintang memiliki panjang tertentu. Rayhan yang dihubungi hari ini (10/7/2011) mengatakan, panjang pendeknya garis menyatakan seberapa lama pencahayaan sensor kamera atau exposure time.
Setiap garis juga mempunyai warna yang berbeda. "Ini karena warna bintang memang berbeda-beda. Suhu bintang kan memang berbeda, maka representasi warnanya juga berbeda. Me-Ji-Ku-Hi-Bi-Ni-U. Merah suhunya paling dingin dan ungu suhunya paling panas" kata Rayhan yang juga menjadi mahasiswa Jurusan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta ini.
Dalam foto tersebut, bintang tampak berwujud garis, seperti titik-titik air hujan. Dengan latar langit malam, galaksi Bimasakti dan sebuah masjid di pulau tersebut, foto tampak eksotis. Warna garis bintang pun beragam, ada yang berwarna putih terang seperti yang biasa dilihat, ada pula yang berwarna merah dan keunguan.
Jangan menyangka hujan bintang benar-benar terjadi. "Ini hanya judulnya saja," kata Rayhan. Yang dihasilkan sebenarnya adalah star trail, foto bintang berupa garis yang didapat dengan long exprosure. "karena bintang selalu bergerak ke barat, makanya fotonya ngetrail. Seperti foto kota malam hari yang nge-trail lampu dari mobil," kata Rayhan.
Rayhan mengungkapkan, banyaknya garis dalam foto menyatakan banyaknya bintang yang tertangkap kamera. Terlihat dalam foto bahwa garis bintang memiliki panjang tertentu. Rayhan yang dihubungi hari ini (10/7/2011) mengatakan, panjang pendeknya garis menyatakan seberapa lama pencahayaan sensor kamera atau exposure time.
Setiap garis juga mempunyai warna yang berbeda. "Ini karena warna bintang memang berbeda-beda. Suhu bintang kan memang berbeda, maka representasi warnanya juga berbeda. Me-Ji-Ku-Hi-Bi-Ni-U. Merah suhunya paling dingin dan ungu suhunya paling panas" kata Rayhan yang juga menjadi mahasiswa Jurusan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta ini.
Foto hujan bintang hanya salah satu dari karya astrofotografi Rayhan. Dalam momen gerhana bulan total yang terjadi bulan Juni kemarin, Rayha juga berhasil mengabadikan gerhana pada setiap fasenya. Beberapa foto lain adalah Bimasakti. Jupiter hingga polusi cahaya yang ada di kota besar macam Jakarta.
Dalam Science Camp kemarin, Rayhan menjadi observer bagi siswa-siswa anggota FOSCA yang meneliti tentang biota laut. Pada saat yang sama, Rayhan juga memiliki agenda Rukyatul Hilal bersama tim Planetarium Jakarta untuk hilal Bulan Syaban kemarin. Ke depan, rayhan juga akan mengisi materi tentang Hisab Rkyat dalam pertemuan rutin HAAJ.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar