Sponsors

Sabtu, 28 Desember 2013

Duri Beton Cara Kejam Cina Untuk Mengatasi Masalah Rakyat Merempat

China bridge spike

Mendengar kata rakyat merempat  fikiran kita langsung tertuju pada sekelompok orang biasanya tinggal di emperan-emperan kedai atau dibawah jambatan.

Masalah tunawisma adalah sesuatu yang tidak boleh  lepas dari kota-kota besar di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Beberapa negara mempunyai solusi masing-masing untuk mengatasi hal ini, misalnya membuat rumah penampungan, atau memberikan pelatihan keterampilan khusus bagi para tunawisma ini agar mampu mendapatkan penghidupan yang lebih layak.

Belum ada pihak dari pemerintah setempat yang mengaku bertanggung jawab atas duri-duri beton ini.

Namun, di Cina ada cara ‘kejam’ yang dilakukan pemerintah setempat untuk mengatasi masalah para tunawisma ini. Yaitu menanamkan duri-duri tajam dari beton di bawah jambatan, untuk menghentikan orang-orang tunawisma tidur di sana.
Seperti terlihat pada gambar yang diambil di  Guangzhou ini. Duri-duri beton dengan tinggi 20cm menghiasi kolong jambatan.

Sontak saja ini menyulut kemarahan online, dimana warga marah kerana pemerintah mencuba untuk ‘menyembunyikan’ masalah tunawisma. Dan tidak mengungkapkan tujuan sebenarnya dari duri-duri tersebut.
Ini disebabkan Biro Pengurusan  Kota, Biro Transport  dan Biro Konstruksi semuanya menolak bertanggung jawab untuk duri-duri beton tersebut.
“Mereka yang dibangun oleh kantor administrasi Distrik, kerana tunawisma terlalu ramai berkumpul di bawah jambatan.” menurut sumber di bandara kota tersebut mengatakan.

 “Mereka tidak hanya beristirahat di sana, tetapi ada juga yang menyalakan api untuk memasak, ini jelas dapat menimbulkan bahaya.” Tulis aktivis hak-hak awam Liang Shuxin, di halaman Weibo Sina sembari menambahkan: “Duri beton ini adalah aib di Guangzhou, yang mencap dirinya sebagai kota metropolitan dengan toleransi dan keterbukan sebagai rohnya.”
Menurut statistik terakhir, sekitar 200 juta dari 1.4 billion penduduk di Cina, diyakini hidup di jalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar